Tuesday, July 08, 2008

Di Khitan

DEFGHI atau biasa dipanggil egi adalah keponakan saya yang berumur 8 thn, Hari jumat kemarin tanggal 27 Juni 2008 akan di sunat. Ketika mendegar berita ini dari adik saya (Ibunya egi ) saya suprise juga "wah berani juga egi ya " begitu suara hati saya. Perlu diketahu egi ini sekarang mau naik kelas II SD, dan sudah hafal Juz 30 dengan baik ..
Dibandingkan dengan saya, waktu itu saya di khitan umur 9 tahun pas naik kelas III SD, yah mungkin seumuran dengan egi .. tapi bedanya saya belum hafal Juz 30 .. dan sebenarnya malu juga ya sampai usia saat ini masih belum hafal semua Juz 30. Jika anak sekarang seumuran egi sudah hafal alquran Juz 30 .. sepertinya pemimpin2 Islam masa depan akan mempunyai kualitas keislaman yang lebih baik, amiieen.

Nah pada saat di khitan kemarin di klinik yang berlokasi di cibubur, pada saat sudah ada dimeja operasi dia tiba2 nangis ngak mau disunat, rasa takut menghampiri egi, mbah margasari (ibunya ayahnya egi) sampai ikut nangis keluar .. Dengan susah payah Ayah dan ibunya membujuk egi untuk di suntik bius local dan akhirnya egi sukses juga di sunat ..

Jadi ingat waktu saya disunat dulu (sekitar tahun 1980), sunat waktu itu tidak seperti sekarang yang menggunakan teknologi kedokteran yang canggih seperti metode Smart Klam, yang katanya pulang bisa langsung pake celana dalam langsung. Waktu itu hanya menggunakan peralatan sederhana yaitu potongan kayu (bambu) yang tipis dan tajam disebut sembilu. Dan yang pasti bukan dokter yang melakukan pengkhitanan, melainkan dukun sunat, orang betawi bilang Bengkong. Dengan alat sederhana itu Bengkong bisa dipanggil kelokasi khitan, dan biasanya bengkong melakukan pekerjaan sehabis subuh dengan bergilir ketempat anak2 yang dikhitan, pada musim liburan dan hari sabtu atau minggu Bengkong kebanjiran order, waktu itu bengkong yang mengkhitan saya berkeliling menggunakan vespa tua piagio.

Pagi itu waktu mau disunat saya sudah bangun sekitar jam 5, setelah mandi kemudian pakai baju Koko baru (baju taqwa) dan kopiah hitam baru, dan duduk dengan manis telah siap di bangku sunat menanti kedatangan dukun sunat. Jam 5.30 lewat, jam 6.00 lewat , jam 7.00 lewat .. Bengkong belum datang. Ibu, bapak, Eyang, Pa'De dan Pa'Lik semua khawatir kalo2 saya mogok dan ngak mau disunat. Sementara Bengkong susah dihubungi karena sedang bertugas keliling, waktu itu komunikas mobile belum ada seperti sekarang, dan tak jelas dimana keberadaannya. Teman2 sebaya saya telah berdatangan ketempat saya dan ada disekeliling .. kadang2 sambil bercanda nakutin-nakutin saya.. Akhirnya sekitar jam 8.00 lewat saya mendengar sorak sorai temen2 . "tukang sunat dateng, tukang sunat dateng ", dan ternyata benar tukang sunat dateng, setelah memarkir vespa tuanya sang dukun sunat mengucapkan salam .. dukun sunat yang menggunakan kopyah hitam dan pakaian safari gelap menghampiri saya, dan rasa takut menghampiri saya seperti yang dialami egi ketika berada dalam meja operasi.

Sang bengkong mengeluar senjata rahasia dari balik tasnya, sepasang sembilu tajam siap digunakan,
waktu itu saya duduk dipangku Pak Jaya almarhum tetangga saya, sementara disekeliling banyak orang ingin melihat proses saya dikhitan termasuk teman2 kecil saya, hanya Ibu dan Eyang yang menyingkir, sepertinya tidak tega untuk melihat anak / cucunya menangis .. dan Dengan senyum lebar sang dukun sunat berkata

"wah masih kecil nih, ngak jadi deh " .. duh becanda dia ..
"coba tuh ada pesawat diatas terbang .." sementara saya melihat keatas mencari2 pesawat dibalik awan .. sang dukun mulai bekerja dengan kecepatan hampir 200km jam dia menyelesaikan tugasnya
"sret berebet ... " putuslah ujung kemaluan saya .. dan darah bercucuran .. diiringi rasa sakit dan kemudian tangis saya mengalir ....

Selamat ya egi, selamat menikmati bentuk dan motif baru ...

1 comment:

KiriAbis said...

sma dung jul gwa juga kelas III naik kelas 4
cuma bedanya:
aku dah apal juz'amma nya
aku dah dibius
ga lagi pake sembilu (but lu hidup di jaman apa waktu itu?)

btw siboy kemana tuh?? ga keliatan batang hidungnya lagi??